Selasa, 26 Juli 2011

filosofi kopi

"lupakan semua kenangan
dan cumbuan yang pernah terjadi"

akhirnya kekayaan manusia hanyalah: kenangan.

seperti aku berkenangan tentang kamu
duh, Gusti nyuwun ngapunten,
kalau saja hamba sanggup menahan keinginan diri

dan terjerembablah aku usai berkali-kali
menyanggupi untuk melupakanmu

pada lapak-lapak kenangan
kubingkai dirimu dalam berkotak-kotak
pigura yang kubuat di tahunan aku menutrisi hatiku
dengan mengabadikan semua tentangmu
duh, perempuan masa laluku

"asmara cinta kita tlah usai
pertanda cinta tlah berakhir"

tiba-tiba aku jadi perempuan yang sadar diri
betapa tahunan berlalu dan aku teringat kamu
saat terbangun di dini hari dan mendengar sabuah lagu
tentang seseorang yang mendadak saja mencintai temannya

desperate song
singing desperately


apa bedanya?
toh, sama seperti saat aku begitu mengharapkanmu
begitu tak mengerti rasa ini dan ingin dipahami
begitu jatuh cinta...

tak tahu bagaimana tiba-tiba semua terasa asing
tak kutahu bagaimana aku bisa jatuh cinta padamu
duh, perempuan yang sering kali kurindui
waktu itu

waktu yang membiarkanku belajar tentang sisi dari diriku
yang semula tak kutahu

waktu yang membesarkanku dan mengajari membesarkan diri
waktu aku begitu mencintaimu

tapi tak harus kamu sadari
karena aku tahu, aku harus berlalu
paling tidak, aku harus melewati semua ini

dan sisa dini kuhabiskan dengan secangkir kopi
yang tak pernah jadi minuman favoritku
mengenangmu dari sekian kepahitan saat itu
yang kini menjadi manis

filosofi kopiku untuk dirimu

sebab aku tak ingin tidur untuk bermimpi tentangmu
aku akan mengenangmu sembari terjaga dan nyata
supaya aku bisa tersenyum dan tertawa
betapa mengenangmu adalah kekayaanku yang berharga

"percintaan berlalu, biarkan kusendiri
kehilangan gairah bahkan menambah duka"

Kamis, 21 Juli 2011

satu

Tuhan, untuk kali ini aku berharap: cukupkanlah asaku, cukupkanlah rasaku sampai di sini

Ada kedekatan yang terasa begitu menyesakkan
Dan menjadi jauh tak pernah menjadi satu lintasan pikiran
Aku begitu tergebu oleh rindu
Begitu lumrah sepertinya merunuti fragmen jejakanmu

Jejak yang mengabu sekian tahun di penantianku

Tuhan, untuk kali ini aku berharap: cukupkanlah asaku,
rasaku
kali ini
sampai di sini

Kalau, toh, kau hadir hanya serupa pusaran mimpi
Dalam hidupku dan sebentar saja memberi rona
Kuyakini aku mampu, aku bisa
Meyakinkan diriku sendiri untuk melangkah lagi
Meyakinkan diriku sendiri kalau kau hanya sebatas mimpi

Tuhan, untuk kali ini aku berharap: cukupkanlah asaku,
rasaku

Sebab kau dan aku tak mungkin satu