Selasa, 04 September 2012

oh.my.ro

sebut saja namanya ro.
dan, ya ampun, betapa patah hatinya aku sepuluh tahun lalu karena perempuan ini.

"i took this love and i took it down
i climbed the mountain and i turned around
and i saw my reflection in the snow-covered hills
where the landslide brought me down"

kenapa, ya, lagu country selalu terkesan sedih buatku. saat mendengar lagu ini di glee, aku sudah menyangka pasti menyebalkan. sebab senantiasa akan terngiang-ngiang di telingaku dan menjadi theme laguku saat patah hati. kalau orang jaman sekarang bilang lagu galau. radio galau yang kuputar terus menerus, ya, hampir pasti lagu janra ini sambil menangis bombay. aku masih ingat hingga september tahun ini, betapa "hilangnya" aku saat itu. karena ro.

"...what is love?
can a child within my heart rise above?"

beberapa hari setelah perpisahan smu, aku mengunjungi kamar asrama ro, yang sudah ditinggalkan pemiliknya kembali ke kampung halaman. merekam tiap detil kamar yang ia tinggali selama setahun, yang merekam suara ro di dindingnya, seakan-akan saat itu suaranya diperdengarkan kembali padaku. dan airmataku terurai, mengingat waktu tiga tahun di mana aku bisa leluasa melihat ro kini telah hilang.

"can i sail through the changing ocean tides?
can i handle the seasons of my life?
i dont know"

sepuluh tahun lalu, aku berada di awal semester ganjil pertama di kehidupan kuliahku. rasanya menangis darah. belajar berteman dengan orang-orang yang tak pernah kutemui, tak satupun teman smu ku satu kampus apalagi satu jurusan. beberapa wajah kukenal saat mengikuti kursus di lembaga bimbingan belajar saat kelas tiga dulu. adaptasi adalah satu keharusan, padahal aku tahu kalau aku sedang ingin sendiri. pada akhirnya memang aku cuma punya dua orang teman di antara dua ratus lima puluh mahasiswa yang satu jurusan. sampai semester lima baru aku menambah beberapa lagi.

"well, ive been afraid of changing
coz ive built my life around you"

saat beranjak masuk kelas tiga smu aku memang begitu takut dengan masa depan. bukan tentang ujian nasional maupun ujian masuk perguruan tinggi, aku takut akan masa depan tanpa ro. di akhir kelas dua aku mulai menerima diri bahwa aku punya perasaan khusus padanya. perasaan yang aku tak mau tahu namanya apa. i dont know much but, that maybe all i need to know. itu juga mungkin ditambah dengan terpisahnya kelas kami, aku tidak bisa lagi sembarang curi pandang ke arahnya, setelah kami selalu satu kelas di kelas satu dan dua. perubahan awal yang membuatku takut pada perubahan-perubahan berikutnya, akankah ro satu kampus bahkan satu jurusan denganku selepas smu nanti? akankah semua tetap sama? akankah ini, akankah itu, yang tidak mengandung perubahan.

"but, time makes you bolder
children get older
and im getting older, too"

tapi waktu terus berjalan, kan? meski kita terluka, meski kita menangis. time heals all wound and it makes a new one. jauh dari dalam hatiku sejalan makin menuanya semesterku, aku masih berharap aku punya cerita dengan ro. cerita seperti dalam novel cinta yang berakhir bahagia. bahwa ia menerima cintaku dan juga mencintaiku apa adanya. jauh dari lubuk hati aku masih bernestapa, mungkinkan ia cinta pertama?

"so, take this love and take it down
if you climb a mountain and you turn around
and if you see my reflection in the snow-covered hills
where the landslide brought me down
well, maybe the landslide will bring you down"*

dan aku berharap suatu hari nanti ia tahu bahwa aku memiliki rasa kepadanya. tapi itu dulu.

*lagu landslide