Kamis, 12 Februari 2015

Berita Duka di Pagi Hari

"Who would've thought forever can be severed by the sharp knife of a short life?"

Pagi ini aku termangu-mangu, teman seangkatan semasa sekolah meninggal setelah melahirkan anaknya yang ketiga. Perdarahan pasca operasi Caesar karena plasenta akreta. Dada terasa sesak mendengar kabar yang begitu mengejutkan.

Semalam saat mendengar kabar dia kritis di rumah sakit dekat rumah, aku dan Retti langsung berkunjung ke ICUnya. Melihat keadaan sakitnya yang berat, terbersit sesal tentang pemikiran bahwa ia takkan bertahan lama. Sebab orang bilang, supaya doa terkabul ia harus percaya bahwa doanya terkabul. Aku sempat tak percaya.

Kalau aku mesti membandingkan hidup seseorang dengan manfaatnya, aku akan tergelitik untuk melihat manfaatku di depan teman-teman kuliah/kerja. Barangkali temanku yang meninggal ini akan dinilai lebih bermanfaat hidup daripada aku. Temanku ini punya suami, punya tiga anak, punya pekerjaan yang bermanfaat (dia dokter umum UGD di RS BDH Surabaya), aktif berorganisasi, bahasa Inggris casciscus, saat sekolah dia juga punya nilai yang jauh lebih baik dariku.

Apakah yang demikian itu bisa menjadi tolak ukur ataukah memang demikian itu benar menjadi tolak ukur bagi Tuhan untuk menunjukkan kebesaranNya?

"Gather up your tears, keep 'em in your pocket
Save 'em for a time when you're really gonna need 'em, oh
oh well
I've had just enough time"

Saat memikirkan posisi temanku ini dengan posisi ibuku (dengan plasenta previa) lebih dari tiga puluh tahun lalu, sudah pasti ia dan ibuku siap memperjuangkan anaknya sampai titik darah penghabisan. Bagaimana Tuhan menentukan tiga puluh tahun lalu ibu dan anak selamat, dan tiga puluh tahun kemudian dengan alat medis dan ilmu kedokteran yang lebih baik tak bisa menyambung nyawa seorang dokter di meja operasi adalah misteri yang tidak akan pernah dapat dipecahkan. Garis hidup tidak ditulis kita sendiri, namun kita diberikan kebebasan untuk memilih, dua hal ini tentu kontradiktif namun aku percaya itu karena kebesaran Tuhan: Tuhan dapat bercampur tangan dalam urusan kita tanpa kita tahu/sadari/mengerti.

Begitu perkasanya Tuhan.

Mungkin karena meninggalnya temanku ini bisa menjadi pembelajaran yang baik buatku dan orang lain, manfaat ini punya keutamaan yang mengalahkan seluruh manfaat yang kusebut di atas dalam hidupnya, sehingga mungkin kelebihan manfaatku dari temanku ini adalah karena aku pelajar. Aku harus diingatkan bahwa kematian itu sesungguhnya begitu dekat denganku. Dan betapa cepat seseorang yang sebelumnya begitu dekat dengan kita berubah menjadi masa lalu, menjadi hal yang paling jauh dari kita.

Akhirnya aku menghapus airmata dan yakin, menurut keyakinan temanku ini hari Jumat adalah hari yang baik dan temanku ini meninggal dalam syahid. Aku yakin bahwasanya tempat yang terbaik untuknya saat ini adalah surga.

Godspeed, my dear friend. See you on the other side.