Minggu, 22 Januari 2012

jarak

berapa kuat jarak, kin? seberapa kuatnya ia mampu membuatku lupa padamu? jarak barangkali mengasingkan sejenak diriku pada sekeliling, adaptasi yang akan memforsir pikiranku dari memikirkanmu. lalu rutinitas mengaburkan bayangmu di jam kerja, lantas membuatku mengingatmu di waktu istirahatku.

aduh, kin, aku harus bagaimana?


nb: sambil ndengerin aya en niken di mykopio grensiti, kok mendadak inspirasiku hilang ya?

Kamis, 19 Januari 2012

set adrift on memory bliss

Aku seperti lupa, berapa lama kita tak jumpa, seperti sudah selamanya. Selamanya sudah berlalu, tinggal aku menatapmu di kejauhan, stelan jas formal membungkus rapi tubuh rampingmu. Aku sampai lupa kalau kamu lebih tinggi dari aku, tujuh senti kurang lebih. Banyak yang sudah kulupakan tentang kamu, aku lebih tertarik untuk mengenal kamu yang sekarang ini ada di hadapanku. Kamu yang sekarang.

Barangkali agak menyenangkan juga, kita berdua sama-sama terjebak di pulau Dewata untuk menghadiri simposium kerja profesional kita. Tapi, aku cuma asisten di sini dan kamu, apa ya kamu, petugas keamanan mungkin? Kamu pasti akan mengulang kata 'petugas keamanan' dengan kata-kata yang santai dan penuh canda. Aku selalu suka cara bercandamu yang itu. Cara bercandamu yang membuatku tersipu.

Dan malam tiba, aku tahu kamu pasti tidak tahan untuk tidak mendekatiku. Kamu memang cukup agresif, dan ingatanmu yang kuat tentu belum melupakan kisah cinta seumur jagung kita waktu sekolah dulu. Lihat dirimu, senyum lebar penuh percaya diri, androgini yang anggun, berambut panjang, sedikit mengembang bekas di sasak sana-sini, kulit kering karena rajin mandi air hangat, rambut agak rusak karena banyak dimodif untuk pesta, tapi senyummu tetap tak berubah. Dan yang paling kusuka adalah senyummu.

Bertemu denganku hanyalah alasan kedua kamu di sini, seperti juga alasanku karena aku tidak tahu kalau akan bertemu kamu di sini. Semuanya terasa asing, kamu seperti makhluk baru bagiku, bukan karena kamu jauh berubah. Aku seperti lupa kamu pernah ada di hidupku. Rasanya sudah lama sekali padahal aku baru mau menginjak 28 tahun. Tidak selama itu, bukan? Aku tidak keberatan, aku masih menyukaimu di pandangan pertama, apalagi kamu memberi bonus senyum manis yang tak terjadi di pertemuan kita pertama dulu. Begitu menyenangkan sampai aku lupa cincin yang mengikat jari manismu. Apa itu dosa yang paling manis? Dosa yang tercatat dengan jari manismukah? Aku mabuk kepayang, aku lupa daratan. Aku lupa ada cinta yang seperti ini dan dalam seminggu semua akan berakhir seperti kisah cinta yang sedih di film drama, aku menangis sendiri sementara kamu memeluk orang lain dan aku hanyalah teman kencan seminggumu di pulau Dewata. Aku tak keberatan, bukankah orang mabuk selalu nyeri kepala setelahnya? Dan itu tidak menghentikan mereka untuk mabuk lagi.

Kita berjalan berhimpitan, kurangkulkan lenganku pada pinggangmu, mencubit gemas sedikit lemak yang bersembunyi di sana. Seminyak, Kuta, Padang-Padang, Benoa, duh terus mana lagi ya? Aku tak peduli latar belakangnya mana, yang penting aku bersamamu. Pelan-pelan melangkahi hari demi hari hingga saat mimpi sedih tiba. Hari terakhir dan senyummu masih sama, tidakkah ada sebersit kesedihan tersirat di hatimu? Mungkin aku tak perlu mengharap demikian, selepas ini kamu punya kekasih lain untuk memelukmu. Sedang aku terbangun dari mimpi sedih mengenang kebersamaan kita. Demikian cinta menjadi begitu memabukkan, memisahkan hati dari logika, selalu begitu kalau tentang kamu.

Dan aku terbangun dari mimpi sedih itu ini malam.


~inspirasi: patah hatinya boneng

a very sad movie-like dream

after a conversation via ym with a broken-hearted boneng, last night i dreamt about tough moments.

it was tough, woke up crying.

it's hard being denied after being loved but, its better find out now than never. life's still going on, dont narrow minded and never say regret.

Selasa, 03 Januari 2012

kecelakaan erna, 27 desember 2011

a friend in need, a friend indeed?

aku tidak tahu, yang jelas aku dan nick kebingungan juga saat erna kecelakaan, harus masuk icu tanpa keluarga atau pasangannya untuk memutuskan dia mau diapakan. jadinya, akulah yang bertugas memutuskan. terbukti keputusanku kurang tepat juga, tapi tanpa keluarga atau pasangan dia ada, ya, jelas aku kesulitan untuk memutuskan mau diapakan si erna ini. tentunya kaitan paling besar yaitu masalah dana. kalau aku memutuskan ini-itu lalu tiba-tiba bayar banyak sekali, bagaimana aku mempertanggungjawabkannya?

untungnya saat erna disarankan untuk dilakukan operasi kepala (sub dural hematom),, pihak keluarga sudah ada di sisinya. dengan posisi erna yang sudah coming out ke keluarganya, teman bebas datang silih berganti meski punya macam gaya (butch, femme, andro, gay, waria). pergaulan erna yang luas memungkinkan kami untuk menggalang dana, tapi entah berhasil atau tidak, aku tidak tahu.

dari pihakku, kami jualan buku bicara (bukan) pada sunyi yang seluruh uangnya akan diberikan ke erna. tapi tentu saja tidak banyak. terakhir yang kutahu biayanya sampai saat ini 30 juta. wih, duit banyak banget itu.

aku masih agak sebel sama pasangan erna, gak habis pikir gimana bisa dia meninggalkan kami begitu saja di ird rumah sakit angkatan laut itu cuma bertiga, aku , nick dan yang sakit, erna. lebih pusing lagi saat dia bilang ke alung kalo yang bisa njenguk cuma keluarganya erna, alung, tria dan dia. lha gimana kita mau nggalang dana kalo temen-temennya gak boleh jenguk?

semakin nggak respect saja aku sama dia.

tahun baru kami akhirnya gagal ke tempat erna. aku, ai, rere, icha, caca dan cici akhirnya ke rumah nick. setelah cari makan dan terjebak macet, kami tiba di rumah nick jam setengah 12 malem, gak peduli dengan perayaan tahun baru yang penting makan dan langsung balapan tidur karena kecapekan terjebak macet. perayaan tahun baru yang aneh bin menyebalkan.

ya sudahlah, anggap pengalaman berharga. lain kali bila naik sepeda motor, jangan lupa helm di klik.