Jumat, 29 November 2013

Resensi buku: Ash

Ash, ditulis oleh Malinda Lo dan terbit tahun 2009 sebenarnya merupakan buku yang sudah lama saya incar. Tapi berhubung keuangan tidak memungkinkan, saya baru bisa membeli karya Malinda Lo di tahun ini. Hasilnya, saya tidak menyesal.

Malinda Lo mengutak-atik cerita Upik Abu demikian rupa hingga menjadi cerita dongeng yang dilatari cinta dua perempuan.

Dibagi dua bab besar, bab pertama menceritakan tentang kehidupan Ash sepeninggal kedua orang tuanya dan pertemuannya dengan seorang peri, Sidhean. Bab kedua berkisar tentang Ash dan seorang pemburu pilihan Raja, Kaisa.

Di tengah cinta segitiga antara kedua makhluk yang berbeda dunia, Ash yang tampak lemah dan kurang greget dalam kebimbangannya memaknai cinta, ternyata merupakan perempuan yang tahu apa yang dia inginkan dan bagaimana mendapatkan apa yang dia inginkan.

“Do not fall in love with those who cannot love you” adalah pelajaran sekaligus cuplikan yang bisa dipetik dari pembicaraan Ash dan Kaisa. Pada akhirnya Ash hanya bisa hidup di satu dunia saja, dunia manakah yang bakal dipilih Ash? Dunia yang berisi ibu tiri yang menjadikannya sebagai pembantu dan kerap menyiksanya secara fisik dan batin namun memiliki Kaisa yang kerap dirindukannya dan bisa dengan mudah ia temukan, ataukah dunia peri yang memiliki Sidhean yang indah dan dengan sabar menantinya serta dapat menemukan Ash dengan mudah?

Bagi pecinta negeri dongeng, buku ini harus masuk daftar wajib baca, meski dialog di dalamnya kadang sedikit membingungkan.

Bagi yang mengenal saya, boleh mengontak saya untuk peminjaman buku ini. Tapi tolong, ya, kembalikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar