Jumat, 05 November 2010

membuka diariku


Saat aku membaca-baca tulisan lamaku, tiba-tiba mataku menangkap perdebatan kusir yang pernah kutulis dengan seorang mantan teman di blog denlworld. Seorang mantan teman yang menyamadengankan cinta dengan pengorbanan. Pembohong yang menyedihkan (mengatakan bahwa cinta adalah pengorbanan tapi tak pernah berhenti mengejar mantanku. Mungkin tidak akan pernah berhenti kalau mantan tidak menolaknya, itu namanya bukan berkorban tapi ditolak mentah-mentah, hahaha). Lucu sekali karena tak satupun dari sikapnya menunjukkan pengorbanan.

"Jadi, jika berpikir cinta adalah pengorbanan, maka jangan pernah menuntut sesuatu (jangan menuntut untuk dicintai balik atau bahwa anda manusia biasa yang juga butuh dicintai)"

Kalau anda ingin dicintai balik, maka jangan sama dengankan cinta dengan pengorbanan.

Jangan sok puitis atau sok berkorban. Cinta butuh dua orang untuk menjadikannya kebahagiaan.

Tapi semua pikiran tentang cinta adalah pengorbanan akan selalu membawaku pada perasaanku pada xapi. Perasaanku pada xapi cumalah berkisar pengorbanan, sehingga dia tak bahagia, pun aku.

Dan biarlah aku memilih perasaan yang ingin kupilih.

Aku memilih perasaan ini terhadap xapi, aku tahu aku dan dia bukan hanya tak mungkin bersama, malahan kami takkan bahagia bersama. Sebab aku tak bisa mencintainya dengan tetap menjadi diriku sendiri. Perasaanku pada xapi benar-benar beda, mungkin karena aku lebih tua dari dia, itu pertama kalinya aku berhubungan dengan orang yang lebih muda. Dan aku merasa bertanggung jawab, merasa menjadi "kakak" bagi dia meski dia tidak mengakuinya. Perasaan untuk melindunginya dan mengarahkan dia pada jalur yang benar kurasa adalah perasaan "kakak" terhadap adiknya dan aku tak pernah tahu apakah aku benar-benar mencintai xapi atau tidak.

Xapi, xapi. Xapi.

Semua kacau kalau berkaitan dengan xapi, seperti dulu saat berurusan dengan ro.

Kacau. Aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar