Senin, 28 November 2011

pada akhirnya

in the end we only regret chances we didnt take, the relationships we were scared to have and the decisions we waited too long to make.
there comes a time in your life when you realize who matters who doesnt, who never did and who always will

pada akhirnya kita hanya akan menyesali kesempatan yang tidak kita ambil, ikatan-ikatan emosi yang kita terlalu takut untuk miliki dan keputusan-keputusan yang kita buat dalam waktu yang lama.
akan datang saat-saat dalam hidupmu di mana kau menyadari siapa yang benar-benar berarti dan siapa yang tidak, siapa yang tidak pernah berarti dan siapa yang selalu berarti.

Selasa, 15 November 2011

terima kasih

Aduh, cuti ini membuat aku sedikit "gila". Di rumah terus empat hari ini karena penyakit menular cacar air yang kuderita, rasanya gak tahan, pingin keluar dari rumah, tapi malu. Vesikel-vesikel di mukaku parah.

Ndengerin musik mpe muak, main gitar gak lancar-lancar, belajar keyboard udah menyerah. Membaca malas. duh, gimana donk?

Jadi aku banyak menulis di blog, mengedit cerita-cerita lamaku walaupun aku benci mengedit. Mengedit tulisanku yang dikembalikan Lakhsmi, salah satu editor SK yang (konon) menakutkan (untung gak diomel-omelin dan dibilang "tulisanmu buruk, tamat SMA atau enggak, sih?"), dan menelaah perjalanan tulisanku.

Aku berterima kasih (pada diriku sendiri) karena aku menulis. Kebiasaan sejak SD menjelang SMP sampai sekarang. Aku cuma ingin menulis apa yang ingin kutulis, bukan pesanan orang atau untuk menarik pembaca. Frankly, i dont even need a reader. Seharusnya, pembaca yang berterima kasih pada penulis, bukan sebaliknya. Pembaca ada karena ada penulis, bukan sebaliknya. Penulis memberi jejak-jejak sejarah, penulis memberi pengetahuan tentang apa yang tidak diketahui pembaca dan penulis adalah pengejar fragmen keabadian. Penulis memberi gambaran gamblang terhadap apa yang dirasakan pembaca. Penulis membaca pembaca, memuaskan pembaca, memberi stimuli dalam bentuk tulisan pada pembacanya. Tanpa penulis, kekayaan manusia hanyalah ingatan. Cuma kenangan. Hilang oleh emosi baru atau terbawa pergi orang-orang yang terbaring dan menutup mata.

Pembaca yang seharusnya berterima kasih pada penulis.

Sebagai penulis, tentunya aku berawal sebagai pembaca (meski aku cuma penulis blog). Bisa dibilang aku pembaca buku itu-itu saja, dan aku berterima kasih kepada penulis bukuku yang itu-itu saja dengan cara: menulis. Aku berterima kasih awalnya dengan cara merespon kata-kata atau perdebatan dalam buku-buku yang kubaca. Dengan cara menulis emosi yang digambarkan sang penulis ke dalam ceritaku, memberi plot, alur, karakter yang kuinginkan ada demi sang penulis. Aku pembaca yang tahu berterima kasih, karenanya aku menulis, mencatatkan sejarah demi sejarah, yang nyata atau buatan, semuanya demi keabadian, mengabadikan rasa terima kasihku. Ars longa vita brevis.

Aku berterima kasih pada penulis buku-buku, tulisan-tulisan, puisi, lirik lagu, reviews, cerita, laporan, liputan dan sebagainya yang menjadikanku menjadi penulis yang sekarang. Mungkin aku tidak inspiratif, tidak hangat menyapa pembaca, tidak menghargai pembaca, masa bodoh dengan keinginan pembaca, bersikap it's me attitude, congkak dan sebagainya. Semua itu karena aku merasa pembaca yang memberi respon adalah seorang penulis juga yang memberi tahu aku, yang seorang penulis, apa yang tidak kuketahui. Sehingga aku bisa membaca pembaca dan belajar menulis lagi dari apa yang tidak kuketahui. Begitu terus.

Sewaktu belajar di dbuku pada proyek resensi Kota Surabaya, direktur dbuku Mbak Sasa mengedit setengah mati hasil resensiku. Potong ini, potong itu, sambil minta maaf dan bilang jangan sakit hati. Dia menulis padaku untuk menambah ini-itu, mengatakan resensiku kurang panjang, menyuruhku cari pembahasan lain yang kira-kira kurang, dan sebagainya. Puyeng setengah mati, bukan hanya karena dia motong ini-itu sehingga bikin pendek tulisanku, tapi dia tak memberi clue yang banyak dan cuma menganjurkan baca buku ini dan itu.

Dari situlah aku semakin yakin, aku harus berterima kasih pada penulis. Karena dengan membaca buku ini-itu yang dibilang Mbak Sasa, aku melahap satu demi satu buku resensi. Hasilnya, aku berhasil meresensi buku-buku tak biasa macam buku kuliner, kamus suroboyan-indonesia, dsb.

Dan aku terpukul dengan kebiasaan penulis berterima kasih pada pembacanya. Sebagai penulis (yang juga pembaca), aku merasa pembacalah yang mesti berterima kasih. Aku mengejar buku Mira W dari satu toko buku bekas ke toko buku bekas lain demi mencari perbedaan antara Relung-Relung Gelap Hati Sisi edisi lama dan edisi baru seperti yang pernah ditulis Alex. Aku mengejar buku Herlinatiens Garis Tepi Seorang Lesbian dan tak berhasil mendapatkannya sampai sekarang, terus mencoba cari meski susah, karena aku berterima kasih. Mereka menulis buku bertema dunia lesbian yang langka, baik itu dari sudut pandang yang positif maupun negatif. Penulis mengabadikan dan mencurahkan waktu serta bakatnya agar pembaca bisa menikmati usahanya. Oleh karena itu aku berterima kasih pada penulis.

Saat banyak penulis bunuh diri setelah menuliskan karya-karya besarnya, seperti Virgina Woolf (Mrs. Dalloway) dan Stieg Larsson (trilogy of The Girl with Dragon Tattoo), itu membuatku semakin yakin, penulis tidak membutuhkan pembaca untuk mengapresiasi atau mendukung apa yang dia lakukan. Malahan, pembacalah yang kehilangan pasca kepergian mereka. Saat itu baru mereka berterima kasih. Rasa terima kasih yang tertulis (dan abadi) itu, meski terlambat, bagiku memang seharusnya dilakukan.

Terbayangkah anda, yang menggemari Harry Potter, bagaimana jika pada seri ke enam tiba-tiba J.K Rowling bunuh diri? Mungkin tidak satu orangpun di dunia ini sanggup membawa keajaiban Harry Potter seperti yang dilakukan perempuan Inggris itu. Jika dia berterima kasih pada anda karena telah membaca bukunya, berpikir ulanglah. Dia layak berterima kasih untuk usaha kita menabung uang saku demi membeli buku seri harry potter sebagai koleksi pribadi, dia layak berterima kasih karena kita mau mengantre ratusan meter demi mendapat tanda tangannya, membeli merchandise harry potter, dia layak berterima kasih untuk apapun di luar tentang tulisannya, sebab kita, para pembaca, lah yang layak berterima kasih untuk sesuatu luar biasa yang dia berikan lewat tulisannya.

Rasa terima kasihku jugalah yang membawaku berani mengirim naskah pada SK, terima kasih telah memberi bacaan yang menarik sejak tahun 2007, yang membuatku belajar, yang memberiku pengetahuan lewat penulis-penulis terpilih. Rasa terimakasihku dan dua juta pengunjung lain. Terima kasih.

Dan untuk para pembaca: mari menulis!

Kamis, 10 November 2011

LISTEN

You know, it really is amazing what we're capable of if we care about someone enough. True love, that's what it's called, and it doesn't really matter how you find it, just as long as you do. -Krista Barron.

Jika ditanya film lesbian pertamaku apa, jawabannya adalah LISTEN. Aku nonton pertama di kelas 6 SD diajak oleh kakak perempuanku di tahun 1996. Yang kuingat dari film itu adalah, jika kamu mencintai seseorang, kamu akan melakukan segalanya untuk mendapatkannya (tipikal lesbian psycho).

Jadi aku browsing ke mbah google, di sana kutemukan banyak link mereview LISTEN ini, menambal ingatanku yang lubang-lubang tentang ceritanya.

Sarah dan Krista dulunya adalah sepasang kekasih yang berpisah saat Sarah memutuskan hubungan mereka karena ingin punya anak. Sarah meninggalkan Krista untuk laki-laki bernama Jake.

Suatu hari, Sarah menemukan telepon di balik lemari pakaian (bener/nggak, ya? ini seingetku) yang ternyata bisa mendengarkan phonesex yang dilakukan oleh tetangga apartemennya (seorang pria). Sarah, yang ingin berkomitmen heterosexual dengan Jake tapi tidak yakin bisa settle in, mengalihkan kegelisahannya tersebut pada -yang kemudian menjadi kebiasaan- kegiatan menguping phonesex tetangganya (nguping sambil bermasturbasi).

Satu persatu perempuan operator phonesex yang didengarkan oleh Sarah terbunuh oleh serial killer, kemudian Sarah curiga kemungkinan Jake adalah sang penelepon yang dia kuping yang mungkin juga pembunuh para operator tersebut.

Seingatku, siapa pembunuhnya akan diungkapkan oleh satu bandul atau gantungan kunci dan kata-kata penutup film ini.

Sebenarnya aku sama sekali tidak ingat pemain-pemainnya, cantikkah, gantengkah, dsb. Yang aku ingat dari film ini adalah adegan-adegan erotisnya (dan pertanyaan yang berputar-putar di kepalaku adalah kenapa kakakku ngajak aku nonton film erotis saat aku masih kelas 6 SD, film lesbian lagi), ini adalah untuk beberapa kalinya aku nonton film 17 tahun ke atas (gara-gara film Indonesia jadul dulu boomingnya film nyrempet-nyrempet seks) di bioskop.

LISTEN membekas diingatan karena ini film vulgar pertama yang kutonton, temanya unik: lesbian (waktu itu belum tau kalo perempuan bisa suka perempuan) dan plotnya menarik (serial killer, phonesex, a psycho lover). Jadi, ya, ketiga hal tersebut yang paling kuingat dari film lesbian pertama yang kutonton ini.

Minggu, 06 November 2011

listen to my prayer

by a patient old pilgrim i sit
i take a look
at the bare feet

i listen carefully
every word sprouts into sentence
sighs of amen

for the love i endure
God, spare me
redeem me

i'm indulging my passion
remembering her face
into my sinful prayer

God,
for only i know
it's You set me free
it's You let me be
my power, my pleasure, my pain
Nicht die Schönheit bestimmt, wen wir lieben, sondern die Liebe, wen wir schön finden.

It’s not beauty which determines whom we love but love determines whom we find beautiful.

After the dream of May

terasa sudah gemuruh
pada ombak-ombak
menghapus nama-nama pada pepasir

setelah mimpi di bulan mei
seutas ilusi runtuh ke bumi

tampaknya bukan soal sudi tak sudi
jika kamu, May, mengalir saja
berdiam saja

dan waktu terasa betul membunuhku
kali ini, sungguh, diamlah sebentar
diamlah sementara
sudah diam, kamu

aku tak sudi kamu persetankan

Die Liebe wächst mit der Entfernung

...lalu kamu ikut bicara dalam monologku
di suatu sunyi
saat kulukis di benakku gambar perjalanan kita

kamu tak pernah setuju arah langkah yang kutuju
tapi tak bisa kamu katakan tidak rindu
duh, kekasih, puaskah
kamu lukis di benakmu ribuan wajahku

barangkali kita tak sepakat
aku ingin lebur dalam pelukmu tapi kamu,
kamu...

kuhamblur saja sejuta peta sketsa
satu persatu guratan yang kubuat saban malam tiba
barangkali airmatamu tumpah haru
pada kesetiaanku memaknai waktu

perlahan luka yang membiru kehilangan warna
tinggal sedu-sedan bahagia
bersinergi dengan pertemuan kita

barangkali, sayang, saat itu aku
berhenti merindumu

barangkali, sayang


*Absence makes the heart grow fonder

Selasa, 01 November 2011

jogja

sewaktu niken menawarkan perjalanan menemui herlinatiens, sang pembuat epilog buku kami, melintas kota ke jogjakarta, hatiku bulat berkata, aku harus menerima tawaran ini!

jadi, saat seorang adik kelas dengan wajah desperate datang padaku karena ingin tukar jadwal shift, di mana aku satu-satunya orang yang bisa dia harapkan untuk bertukar jadwal, langsung ku-iya-kan. hasilnya, aku mendapat jadwal shift gila, sabtu pagi kemudian minggu malam.

pertimbanganku hanya satu: aku butuh perjalanan ini, setelah sekian minggu stress has taken its toll on me.

niken mengusulkan berangkat jumat jam sebelas malam, i said big NO. kudengar terminal jogja berbahaya saat shubuh dan aku tak mau ambil resiko. aku menyarankan berangkat sabtu setelah shubuh. semula niken tetap akan berangkat dijadwalnya, tapi akhirnya kami berangkat bersama-sama.

dengan satu sepeda motor untuk bertiga, menuju bungurasih, naik bis patas eka jurusan jogja. berangkat pukul 6 pagi dan sampai di jogja pukul 2 siang. menginap di sebuah tempat penginapan di jalan sosrokusuman, 95ribu kamar mandi dalam, bertiga. setelah beristirahat sejenak, kami lanjut jalan-jalan sepanjang mataram dan malioboro, cari makan dan belanja ini itu. lalu, setelah maghrib, setelah sepakat janjian dengan herlinatiens, kami menunggu dia di j.co mall mal malioboro. mata kami mengincar tempat duduk outdoor supaya orang yang kami tunggu-tunggu itu bisa bebas merokok.

tak seperti dugaanku, herlinatiens kurus sekali sekarang (aku pernah sekilas melihatnya di acara bedah buku di togamas surabaya beberapa tahun lalu, buku garis tepi seorang lesbian, yang aku tidak jadi ikut nongkrong di acaranya karena ada seorang teman kampusku yang nongkrong di situ). perokok berat, itu asumsiku, penikmat kopi. pasti tidak doyan makan, batinku. aku masih ingat membaca garis tepi seorang lesbian, buku yang meledak-ledak. herlinatiens hari itu tak tampak seperti bukunya, entah karena kami tak saling kenal atau aku telalu cepat mengambil kesimpulan. it takes forever to really know someone.

lalu kami ke bale raos, menikmati makanan traktiran seorang teman niken. makanan yang membuat perut kami semakin penuh. lalu herlinatiens mengajak kami ke depan kr, alias depan kantor kedaulatan rakyat, tempat angkringan yang minta ampun ramenya di malam minggu. di situ kami bertemu dua orang yang i guess a couple, yang rupanya teman herlinatiens. niken dan aya menerka-nerka apakah si herlinatiens seperti tokoh perempuan di buku pertamanya atau tidak, aku tidak meributkannya. bagiku lebih aman bergaul dengan mereka yang hetero, dan lebih baik tidak menduga-duga. itu hak siapapun untuk memilih apa orientasi mereka dan adalah hak siapapun untuk menentukan coming out atau stay in the closet. bagiku, yang penting memberi rasa aman.

sesi melekan di angkringan berkisar tentang curhat salah seorang dari peserta nongkrong itu tentang deadline menikah tahun ini dari orang tuanya. lalu bicara soal buku, budaya gemblak dan mairil, fpi dan lgbt, tentang proyek film herlinatiens, dan lain sebagainya.

keesokannya kami jalan-jalan ke benteng vredeburg setelah ke pasar beringharjo, ke alun-alun utara untuk sarapan di angkringan pojok gapura jalan koni. siangnya kami kembali ke surabaya, berangkat jam 3 sore dengan bus patas eka, sampai di surabaya jam 11 malam (sopir bus sangat menyebalkan, mulai dari menelepon sepanjang jogja-solo tanpa headset sampai menyetir ugal-ugalan ala sumber kencono).

yup, definitely, ini perjalanan yang kubutuhkan. ingin rasanya kembali merasakan perjalanan demi perjalanan, tapi terikat sekolah, shift terschedule dan libur yang tak jelas membuatku harus bersabar untuk perjalanan berikutnya.

Kamis, 27 Oktober 2011

ive had enough



ada satu hal luar biasa yag paling kupelajari dari magangku ini. sistem. hebatnya sebuah sistem yang benar dan mengerikannya terjebak pada sistem yang payah. sistem magang di sekolahku payah (sekali), sehingga tak bisa konsen belajar karena lebih sibuk bekerja dan kecapekan. cakap tapi bego. dan aku magang pada pusat pendidikan terbaik dan menjadi rujukan indonesia timur.

beberapa teman begitu mengagumkan, sanggup sekolah, magang, sambil merawat keluarga dan mencari uang. beberapa yang lain hidup dengan sekolah, magang, sambil digerogoti kanker, ada yang dirinya sendiri ada yang pasangannya. kadang mereka cuti untuk menjalani kemoterapi, bertahan hidup. aku? tak ada satu titik kehebatan apapun yang bisa kubanggakan dari menjadi aku. aku lajang, dengan seorang partner yang hebat, dia menjadi tulang punggung keluarganya dan masih sanggup meladeni kemanjaanku, tiap wiken melintas kota untuk menemuiku, kadang-kadang wikday pun dia lakukan saat kumat childishku.

ada begitu banyak hal yang gagal kusyukuri dari menjadi aku yang sekarang. aku lajang, dengan partner yang begitu care dan mencintaiku, dan aku tak punya beban untuk mencari uang atau bertahan hidup atau merawat keluarga. cuma sekolah dan magang. titik. meski karena terpaksa.

sekolah, dan magang di dalam kurikulumnya, adalah hal paling masuk akal yang logis bin reasonable bagiku untuk meningkatkan hajat hidup di kemudian hari. harapanku, setelah aku lulus aku dapat bekerja dengan rileks sambil merawat keluarga (atau hidup bahagia bersama partner). dan menjadikan uang bukan masalah besar, alias makmur. tapi, kepribadianku yang katanya niken adalah posmo, seolah-olah bertolak belakang dengan semua hal logis yang telah dikemukakan. aku tak merasa menjadi logis adalah jawaban untuk menjalani hidup, and im not happy about it. dan mengikuti kata hati, aku yakin, juga tidak akan membahagiakanku. lantas, quo vadis parikesit n1nna?

kontradiktif, itulah aku (dan niken menjulukiku posmo).

peristiwa-peristiwa yang terjadi seputar magangku memicu pertanyaan quo vadis ini. penyebabnya, meski cuma trigger, adalah sistem bejat di tempat magang dan betapa sulitnya menjadi manager yang tiap langkahnya menabrak dinding-dinding bernama supervisor, anak buah dan, kembali lagi, sistem. sampai detik ini, hatiku masih meradang akan peristiwa-peristiwa itu, cukup menangis, cukup berdarah. cukup. cukup. ive had enough, aku cuma ingin menjalani dengan penuh damai dan menolak menjadi pimpinan lagi.

dan Tuhan, beri aku kekuatan untuk menerima apa yang tidak bisa kurubah. aamiin.

finally, sekumpulan puisi cyber, terbit


puisi-puisi karya Niken KW, Eugene Alexis, Endang SSN, Roy Tigor dan parikesit n1nna akhirnya dibukukan oleh dbuku. Bicara (bukan) Pada Sunyi, Sekumpulan Puisi Cyber beranekaragam isi, ada yang biasa-biasa, ada yang mengejutkan, ada yang penuh caci maki, ada yang iri-dengki, ada yang manis, disertai banyak rasa lain. keberagaman secara sederhana tentang cinta, hidup, memilih jalan hidup, jalan hidup, perjalanan berusaha dimaknai oleh kelima penulis ini. persis membaca buku pedoman, penulis seolah membolak-balik halaman, berusaha untuk mengerti dan lebih mengerti lagi, lalu bingung, membolak-balik halaman lagi, berusaha mengerti dan lebih mengerti lagi, mencapai suatu kesimpulan lalu kesimpulan itu ditentang sendiri. terus dan terus. seperti orang yang sedang belajar.

meski buku ini berisi puisi-puisi yang sangat sederhana, beberapa sangat kiri, namun kesederhanaan itu seolah bersinergi dengan keinginan belajar yang sangat besar dari penulis untuk membuahkan buku bergambar bibir-bibir manis ini mewarnai jagad perbukuan.

Selasa, 25 Oktober 2011

..its a slowly ride, the midnight train...

Bisa dibilang, aku suka perjalanan di atas kereta. Meski mabuk perjalanan begitu menyiksa. Pergerakan kereta yang bergoyang kanan-kiri begitu lamban. Labirin dan adaptasi. Waktu. Teori ingatan, pengalaman baru dan habituasi. Otakku bilang aku sudah berkali-kali naik kereta. Tubuhku bilang ini pengalaman baru. Pertanda aku begitu rindu kereta?

Ingatanku selalu lekat pada kereta Rajawali, jalur Surabaya-Semarang. Perjalanan yang berakhir pada stasiun yang beberapa kilometer sebelumnya muncul bau tak sedap, seakan pertanda stasiun tujuan akan tiba. Rajawali juga melayani Semarang-Surabaya. Setidaknya dalam setahun atau lebih aku mengakrabinya.

Begitu tenang, perjalanan seorang diri dalam kereta yang meski eksekutif tetap terlambat jadwal kedatangannya. Perjalanan yang sepi dan aku larut dalam scene yang berganti-ganti di bingkai jendela kereta. Wajah-wajah asing yang letih selepas bekerja, berbarisan di balik palang pintu kereta. Bunyi-bunyi yang sama, ada lenguh, rintih, lengking, perempuan. Semua seperti samar, tapi aku lebih ingat perjalanan dan kereta daripada wajah perempuan yang membuatku menempuhi ratusan kilometer ini. Kamu tahu apa yang terjadi bila kamu lebih ingat scene kereta daripada perempuanmu? Yang terberat cumalah perpisahan. Tapi aku harus kembali ke kotaku dengan kereta. Kini, perempuan itu sama sekali terlupa. Entah karena aku sekarang tidak mencintainya atau karena aku memang kurang mencintainya. Kereta menenangkanku, dengan pergerakan ke kanan-kirinya yang lamban, setelah tangisan berjam-jam di atasnya. Tangisan perpisahan dan hatiku begitu berdarah. Orang asing disebelah yang kebingungan melihat seorang perempuan berurai airmata dan tak henti memandang jendela. Kamu tahu apa jadinya bila kamu lebih ingat scene kereta daripada perempuanmu? Dalam waktu seminggu saja kamu juga akan dilupakannya, ia memeluk perempuan lain, bercanda dan bercinta. Sementara kamu tak bisa bercinta dengan kereta. Beku di kaca-kaca kenangan.

Tapi dari perjalanan dengan kereta, kamu bisa temukan perempuan yang tak membandingkan cintamu padanya dengan cintamu pada scene, perjalanan dan kereta. Malahan, perempuan itu menemanimu sepanjang perjalanan, tidak mengganggu waktu 'ingin diam dan memandang jendela'mu. Dia menemanimu ngobrol saat kamu ingin, dia membiarkanmu melamun, menghamblurkan pikiran di luar jendela-jendela kereta. Dari perjalanan dengan kereta kamu temukan teman yang mengasyikkan, yang memberimu sandaran kepala saat kamu tertidur di perjalanannya. Dari perjalanan kereta kamu temukan kekasih yang setia dan pengertian. Yang membuat jarak Jogja-Surabaya tak berarti, begitupun jarak sebaliknya.


-untuk: Hening Swara

Senin, 24 Oktober 2011

cinta yang memberi kekuatan, cinta yang kuanuti

"Every night in my dreams
I see you, I feel you
That is how I know you go on

Far across the distance
And spaces between us
You have come to show you go on

Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you're here in my heart
And my heart will go on and on

Love can touch us one time
And last for a lifetime
And never let go till we're gone

Love was when I loved you
One true time I hold to
In my life we'll always go on

Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you're here in my heart
And my heart will go on and on

You're here, there's nothing I fear
And I know that my heart will go on
We'll stay forever this way
You are safe in my heart
And my heart will go on and on"

[TITANIC]




When I think back on these times
And the dreams we left behind
I'll be glad 'cause I was blessed to get
To have you in my life
When I look back on these days
I'll look and see your face
You were right there for me

Well you showed me how it feels
To feel the sky within my reach
And I always will remember all
The strength you gave to me
Your love made me make it through
Oh, I owe so much to you
You were right there for me

'Cause I always saw in you
My light, my strength
And I want to thank you
Now for all the ways
You were right there for me
You were right there for me
For always

In my dreams
I'll always see you soar
Above the sky
In my heart
There will always be a place
For you for all my life
I'll keep a part
Of you with me
And everywhere I am
There you'll be
And everywhere I am
There you'll be


[PEARL HARBOR]

Rabu, 31 Agustus 2011

Senin, 08 Agustus 2011

she never drinks the water and makes you order french champagne

aku akan selalu ingat kegilaan yang kau bawa

serasa aku terbangun di sebuah losmen tengah kota
murahan dan dekil
tapi funky
satu dari sekian tempat favorit backpackers sepertiku

perutku melilit
memaksaku membeli satu dari sekian makanan haram
yang dijajakan kota seribu turis

kemanapun aku pergi
kamu seperti bayang-bayang
berlari saat aku berlari

sekali aku merasakanmu, aku tak sama lagi
seperti candu

Selasa, 26 Juli 2011

filosofi kopi

"lupakan semua kenangan
dan cumbuan yang pernah terjadi"

akhirnya kekayaan manusia hanyalah: kenangan.

seperti aku berkenangan tentang kamu
duh, Gusti nyuwun ngapunten,
kalau saja hamba sanggup menahan keinginan diri

dan terjerembablah aku usai berkali-kali
menyanggupi untuk melupakanmu

pada lapak-lapak kenangan
kubingkai dirimu dalam berkotak-kotak
pigura yang kubuat di tahunan aku menutrisi hatiku
dengan mengabadikan semua tentangmu
duh, perempuan masa laluku

"asmara cinta kita tlah usai
pertanda cinta tlah berakhir"

tiba-tiba aku jadi perempuan yang sadar diri
betapa tahunan berlalu dan aku teringat kamu
saat terbangun di dini hari dan mendengar sabuah lagu
tentang seseorang yang mendadak saja mencintai temannya

desperate song
singing desperately


apa bedanya?
toh, sama seperti saat aku begitu mengharapkanmu
begitu tak mengerti rasa ini dan ingin dipahami
begitu jatuh cinta...

tak tahu bagaimana tiba-tiba semua terasa asing
tak kutahu bagaimana aku bisa jatuh cinta padamu
duh, perempuan yang sering kali kurindui
waktu itu

waktu yang membiarkanku belajar tentang sisi dari diriku
yang semula tak kutahu

waktu yang membesarkanku dan mengajari membesarkan diri
waktu aku begitu mencintaimu

tapi tak harus kamu sadari
karena aku tahu, aku harus berlalu
paling tidak, aku harus melewati semua ini

dan sisa dini kuhabiskan dengan secangkir kopi
yang tak pernah jadi minuman favoritku
mengenangmu dari sekian kepahitan saat itu
yang kini menjadi manis

filosofi kopiku untuk dirimu

sebab aku tak ingin tidur untuk bermimpi tentangmu
aku akan mengenangmu sembari terjaga dan nyata
supaya aku bisa tersenyum dan tertawa
betapa mengenangmu adalah kekayaanku yang berharga

"percintaan berlalu, biarkan kusendiri
kehilangan gairah bahkan menambah duka"

Kamis, 21 Juli 2011

satu

Tuhan, untuk kali ini aku berharap: cukupkanlah asaku, cukupkanlah rasaku sampai di sini

Ada kedekatan yang terasa begitu menyesakkan
Dan menjadi jauh tak pernah menjadi satu lintasan pikiran
Aku begitu tergebu oleh rindu
Begitu lumrah sepertinya merunuti fragmen jejakanmu

Jejak yang mengabu sekian tahun di penantianku

Tuhan, untuk kali ini aku berharap: cukupkanlah asaku,
rasaku
kali ini
sampai di sini

Kalau, toh, kau hadir hanya serupa pusaran mimpi
Dalam hidupku dan sebentar saja memberi rona
Kuyakini aku mampu, aku bisa
Meyakinkan diriku sendiri untuk melangkah lagi
Meyakinkan diriku sendiri kalau kau hanya sebatas mimpi

Tuhan, untuk kali ini aku berharap: cukupkanlah asaku,
rasaku

Sebab kau dan aku tak mungkin satu

Rabu, 01 Juni 2011

lihat aku, sayang

jalanan panjang sudah berlalu
jalan makin berliku
hati kita berlindung di balik genggaman tangan

dan kau berikan pada yang lain
pada sekian tikungan kita jajaki

kau percaya?
kulakukan apapun untukmu
aku, sayang, satu-satunya yang menjaga hati di antara kita
sementara kau semena-mena menawarkan airmata pada hati lain

"biarkan aku menjaga perasaan ini
menjaga segenap cinta yang telah kau beri"
lihat aku, sayang, bukan kau yang menjaga hati
"bumi dan langit begitu luas, di manakah gerangan tempatku?"

kadang aku juga ingin tahu, di mana sebenarnya tempat yang benar-benar untukku. di sisimu? di sisi orang lain? di sisi orang yang sama sekali asing?

Selasa, 24 Mei 2011

new dragon inn ost

hidup yang penuh rintangan
tercurah bak derasnya hujan
mengapa kita harus jumpa
bila tak tahu akan ke mana

rindupun menjadi buntu
namun selalu menerpaku
tak tentu rasa hati ini
asmara yang melandaku kini

ku tak rela tuk selalu menanti
ku tak rela tuk selalu merindu
semua jadi tak menentu
suka dan suka datang silih berganti

ku tak rela tuk selalu menunggu
ku tak rela tuk selalu terpaku
ku takut hati kan beku
namun asmara tak henti-hentinya menggoda jiwa

Rabu, 18 Mei 2011

kau dan aku

ada kisah yang kita bagi
waktu itu
saat tanganku terbiasa memeluk tanganmu

ada rindu yang kita lewati
bersama
dalam ruang waktu masing-masing

saat itu aku tahu
aku tak berbeda jauh denganmu
memendam pilu

tapi esok
siapa yang bisa menjanjikan tentang esok?
cinta bisa sirna
rindu dapat punah
mungkin, kudapati diriku merenungi sesal yang datang terlambat
dan kau obati perlahan dirimu dengan kenangan dan orang baru

sementara tak kita janjikan setapak yang berdua
telah kau tepati janjimu untuk membiarkanku memilih
dan aku cuma tempat sementara kau berteduh
sebelum kau cintai perempuan selainku

seperti saat ini

kau tak perlu ragu
biarkan kutersedu
langkah yang membawa kita menjauh dari satu dengan yang lain
kuyakin suatu hari kita bertemu di kereta yang sama
berbagi cerita
akan kau katakan betapa kau merinduku
dan betapaku mencintaimu, dulu

kau tak perlu ragu

Jumat, 29 April 2011

unmei wa utsukushiku

saishoni mitsumeta anotoki
kaze no kaori ga shita natsukashii egao

Back then, when I fixed my eyes on you for the first time
Your dear smile carried a fragrance of the wind

waktu itu, saat aku melihatmu kali pertama
senyummu seperti aroma angin


fushigina chikarani yobarete
meguri aeta imi ni kizuite hayaku

I hope you'll soon realize the meaning of our encounter
That was brought about by the call of a mysterious power

kuharap segera kau sadari makna pertemuan kita
yang dilatari oleh kekuatan tak kasat mata


hiroi sora no shita zutto sagashiteta
atsui anata no hitomi o

What I'd been searching for under these vast skies
Was your intense gaze

apa yang kucari di bawah langit yang luas
adalah tatapan tajammu


kono unmei wa utsukushiku
watashi no namida o kagayakaseru kara

This destiny makes my tears
Shine beautifully

takdir ini sungguh cantik
dan membuat airmataku bersinar

donna omoidega hikitometemo
mou nido to furimukanai sonna kigashita

I felt that even if memories tried to restrain me
I wouldn't look back

kurasa, meski kenangan-kenangan membelengguku
aku takkan menengok ke belakang


anatani nobashita yubisaki
fukaiyami no iro ni some rarete yuku no

Fingertips that I'm reaching out towards you
Are getting stained by the deep darkness

jemariku meraihmu
meski dipenuhi kegelapan


tsumetai arashini mesameru
tooiyume ga itsuka honto ni nattemo

I wake up inside a cold storm
Even if someday that faraway dream becomes real

aku terbangun pada ruang yang dingin
meski jika suatu hari nanti mimpi buruk nyata


eranda subete o shinjiru koto ga
asu o kaeteku chikara ne

Believing in everything you've chosen
Is a power that can change tomorrow

aku percaya pada semua jalan yang kau pilih
dan hal itu akan menjadi kekuatan untuk merubah masa depan


kono unmei wa uruwashiku watashi no suhada o
kagayakase rukara

Because this destiny makes my naked body
Glisten beautifully

karena takdir begitu cantik
bahkan membuat ketelanjanganku bersinar dengan indah


donna kanashimi ga oshiyosetemo
mou nido to kizutsukanai
anata ga ireba

Even if sadness tries to push me aside
I won't get hurt again
As long as I have you

meski kesedihan mengujiku
aku takkan terluka lagi
selama aku memilikimu


anata ga ireba
anata ga ireba

As long as I have you
As long as I have you

selama aku memilikimu

my life on february road

sewaktu akhirnya kudapat teman yang menjadi pusel terakhir pembuka jalan berpasangan dengan orang baru (dan dia cintai), akhirnya aku memilih jalan untuk diriku sendiri. perjalanan panjang yang penuh keharusan menahan diri. akhirnya jalan terbuka lebar untuk kebebasanku memilih.

"Semua sudah settle, dah py pasangan en saling melupakan. Now, its time for my happy ending ;)
Skenario yang panjang, perjalanan yang seru dan akhir yang bahagia ;)"

ada hening swara di ujung jalan, lalu aku berlari memeluknya. aku mencintainya.

sampai detik ini aku merasa penuh dengan heran. betapa setiap hari aku semakin mencintainya tapi semakin merasa nelangsa sendiri karena tak bisa utuh memilikinya. sebab diapun bukan orang merdeka. dan selalu seperti ini aku dalam mencintai seseorang : merasa bahagia sekaligus tak bahagia. terlalu berpikiran secara rectoverso. selalu punya paradigma ganda.

definitely true, love is the worst form of slavery. aku merasakannya pada cara hening mencintaiku. tapi di lain pihak, aku butuh dia mencintaiku seperti itu.

aku masih belajar tentang cinta ini, learning by doing. im happy with hening, yet it makes me cry. mencintai dan dicintai orang yang kita cintai benar-benar masih terasa asing bagiku, seperti pengalaman baru yang tiap hari mengejutkanku, seperti aku tak pernah mencintai orang lain sebelum hening.

jadi, sabar ya hening, ini pengalaman yang benar-benar seperti baru bagiku.

(untuk kenangan 21 februari 2011)
unmei wa utsukushiku

Selasa, 22 Februari 2011

almost doesnt count -brandy

Almost made you love me
Almost made you cry
Almost made you happy, baby
Didn't I didn't I
You almost had me thinkin'
You were turned around
But everybody knows
Almost doesn't count

Almost heard you saying
You were finally free
What was always missing for you, baby
You'd found it in me
But you can't get to heaven
Half off the ground
Everybody knows
Almost doesn't count

I can't keep on lovin' you
One foot outside the door
I hear a funny hesitation
Of a heart that's never really sure
Can't keep on tryin'
If you're looking for more
Than all that I could give you
Than what you came here for

Gonna find me somebody
Not afraid to let go
Want a no doubt be there kind of man
You came real close
But everytime you built me up
You only let me down
And everybody knows
Almost doesn't count

Maybe you'll be sorry
Maybe you'll be cold
Maybe you'll come runnin' back, baby
From the cruel cruel world
Almost convince me
You're gonna stick around
But everybody knows
Almost doesn't count

So maybe I'll be here
Maybe I'll see ya around
That's the way it goes
Almost doesn't count

Jumat, 11 Februari 2011

Xiangshuai Legends Ending Theme 情陷紅塵 李翊君

作詞:許常德 作曲:郭子 編曲:塗惠源/徐德昌

忘了黎明又黃昏 愛來的時候我亂了方寸
別了昨夜和吻痕 情狂的時候我假裝不冷

你不許我問 不許我陷得太深
我不求你懂 不求你愛能永恆
你不要我困 不要我進退不能
我不盼你能 不盼你伴我一生

情陷紅塵斷了緣份 林花謝了甘作寂寞人
少了天真卻多了心疼 不聞不問淚滿盈悔恨深

情陷紅塵等了又等 滿心傷痕只為真心人
你我一場短暫的緣份 就當做是一次 美麗的犧牲




Lupakan cinta fajar dan senja ketika saya mengalami kerugian malam terakhir dan cupang tidak marah ketika aku berpura-pura situasi yang tidak dingin

你不許我問不許我陷得太深我不求你懂不求你愛能永恆你不要我困不要我進退不能我不盼你能不盼你伴我一生 Aku tidak akan membiarkan saya bertanya Anda tidak diperbolehkan dalam terlalu dalam aku tidak meminta Anda untuk memahami cinta atau pernah Anda tidak mundur aku ngantuk aku tidak bisa saya tidak berharap Anda tidak bisa berharap Anda berdiri oleh saya

情陷紅塵斷了緣份林花謝了甘作寂寞人少了天真卻多了心疼不聞不問淚滿盈悔恨深 Tidak ditemukan dalam berkat nasib Merah bunga patah sedikit orang yang bersedia menjadi kesepian, tetapi lebih menyakitkan air mata bersalah dan menyadari penyesalan yang mendalam atas laba

情陷紅塵等了又等滿心傷痕只為真心人你我一場短暫的緣份就當做是一次美麗的犧牲 Tidak ditemukan dalam Merah menunggu dan menunggu hanya untuk orang yang benar-benar penuh dengan bekas luka Anda dan saya sebagai nasib jangka pendek menjadi pengorbanan yang indah



http://www.56.com/u77/v_MTI4MjcwMzQ.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=zh-TW&u=http://www.yinyueabc.com/liyijun/78i1eju9i3u/&ei=LBpWTZSrLInMrQf3_M3sBw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=5&ved=0CD4Q7gEwBA&prev=/search%3Fq%3D%25E6%2583%2585%25E9%2599%25B7%25E7%25B4%2585%25E5%25A1%25B5%2B%25E6%259D%258E%25E7%25BF%258A%25E5%2590%259B%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26biw%3D1165%26bih%3D805%26prmd%3Divns

10 songs for my wedding from him

hehehe, ini bener-bener murni khayalan. tapi aku ingin dinyanyikan lagu ini oleh pasangan nikahku pas nikahan, so romantic...

10. aku mau -once

romantis ! siapa, ya, yang mau nyanyiin aku lagu ini ?


9. eternal flame -the bangles


8. now and forever -richard marx


7. all over me -danger flowers


6. forever and for always -shania twain

membayangkan lagu ini dengan versi suara cowok, yummy !


5. back at one -mark wills


4. i dont wanna miss a thing -aerosmith


3. from this moment on -shania twain

cinta dan janji...hmmm, gak ada matinya !


2. it's your love -faith hill & tim mcgraw

lagu romantis lagi, sangat cowok hihihi


1. i do (cherish you) - mark wills

lagu ini sangat romantis dan mark membawa lagu ini begitu "cowok"

perjalanan n1nna

terkadang, kita mesti melangkah selangkah semi selangkah pada perjalanan panjang untuk sebuah cinta. sebuah cinta yang kini sedang kurunuti perjalanannya tanpa harapan apa-apa. aku tidak tahu apakah ini akan berakhir dengan aku menemukan yang baru karena dia takkan pernah bisa melepaskan seseorang lain atau berakhir pada cerita yang lain. aku tak pernah berjalan sejauh ini sebelumnya. perjalanan jauh untuk mempertemukan hati kami kembali. there's no place this far.

I can't imagine, any greater fear
than waking up, without you here
And though the sun, would still shine on,
my whole world, would all be gone,
but not for long,

It wouldn't matter why we're apart,
lonely miles or two stubborn hearts
Nothing short of God above
could turn me away from your love
I need you that much

If I had to run, if I had to crawl
if I had to swim a hundred rivers, just to climb a thousand walls
Always know that I would find a way, to get to where you are,
there's no place that far

Baby there's no place that far

Sabtu, 29 Januari 2011

...some people want it all, but i dont want nothing at all if i aint got u..

Sudah lama tak kuinginkan apa-apa
Karena aku tak mendapatkanmu

Aku tak ingin apa-apa

Sampai aku jatuh cinta lagi

ingin kumiliki -ruth sahanaya

Mungkin kumiliki seluruh cintamu ?
Kusadari semua itu anganku
Kuingin katakan hanyalah dirimu
Yang melukis warna mimpi hatiku

Ingin kumiliki dengan sepenuh hati
Walau kuharus setengah terluka mengharapkan cintamu
Ingin kusayangi tanpa terbagi lagi
Apakah mungkin menjalin kasih bila aku tak tahu bagaimana kau mencintai diriku ?

Senin, 03 Januari 2011

hujan kenangan

ada yang sibuk menghujaniku dengan kenangan, beberapa hari ini. mengalir terus lewat pesan-pesan di hapeku meski tak pernah kubalas. sibuk menghujaniku dengan kerinduan, tak peduli apakah aku masih menjadi aku yang dikenalnya atau tidak.

aku bukan orang yang terpaku pada masa lalu. semoga.

begitu panjangnya perjalanan akan luka-luka yang saling kami derakan pada satu sama lain, membuatku terbiasa dengan semua itu. pun menanggapi janji-janjinya, harapan-harapannya, kerinduan-kerinduannya, keinginan-keinginannya dengan biasa-biasaa. waktu akan memilahkan jalan ke hadapanku saat-saat aku tak ingin memutuskan apa-apa. suatu hari nanti aku akan melangkah, entah ke mana dan karena apa. suatu hari nanti aku pasti memutuskan sesuatu. tapi tidak saat ini, tidak saat aku tidak ingin. aku ingin melihat apa yang diberikan waktu, jalan baru untuk beranjak dari jalan ini atau tetap berada di jalur yang sama. aku tak ingin dikekang apa-apan tidak juga oleh perasaanku dan keterikatanku pada masa lalu. aku tak ingin dibatasi apa-apa, aku tidak menjanjikan akan menunggu. aku akan pergi jika harus dan atau jika aku mau. pada akhirnya selalu tak bisa kujanjikan apa-apa.
hujan kenangan beruntun di hari-hari ini ingin menggugahku saat aku berpikir bahwa seandainya waktu berputar kembali dan segalanya bisa kumiliki, mungkin hanya dialah yang tidak kuinginkan. begitu banyak yang dia beri dan kuberi dalam hidup kami, cinta berubah menjadi sebuah kemitraan yang menyenangkan, lalu tiba-tiba semua berubah jadi kenangan paling hitam saat perpisahan mengambil peran. kini, pada saat semua hal yang telah dikemukakan merubah cinta dan keinginan untuk memiliki menjadi dua kutub yang berbeda, dia datang kembali mengharapkan peran yang sama seperti pada kenangan atau mengharapkanku menepati janji padahal dia telah berkali-kali ingkar. sesuatu yang belum tentu bisa kuberikan atau belum tentu ingin kuberikan dengan sukarela. aku orang yang memaafkan, bukan melupakan.
setiap peran punya waktu dan posisi pentingnya masing-masing. sejujurnya, aku tak tahu peran untuknya dalam hidupku sekarang ini. sejujurnya, aku tidak tahu apakah aku menginginkannya. tapi kejujuran yang paling membuatku tak bisa berbuat banyak untuknya kali ini adalah sesungguhnya aku tidak tahu harus menyikapinya apa. tak tahu harus bagaimana dan berbuat apa. sudah lama tak kuinginkan apa-apa.

jadi, kubiarkan saja waktu mengajukan jalan-jalan baru atau jalan-jalan dengan jalur-jalur sama. entahlah. aku juga sedang tidak menginginkan apa-apa.

Minggu, 02 Januari 2011

biar

tinggal dua kait yang menjembatani realitaku dan realitamu
kubiarkan begitu, kubiarkan berlalu
sampai perih itu pergi dari hatimu, dari kepalaku dan
aku tak bertanya kenapa

Sabtu, 01 Januari 2011

hujan : xapi

pada hujan ke sekian dalam hidupku : aku menari
tanah basah yang menebar aroma ketenangan
gerimis yang berubah jadi rapat

ada hujan yang begitu kucintai, meski aku lebih suka bicara tentang gerimis
hujan yang sebentar. hujan selalu cuma sebentar.

lalu musim berganti. begitu kalut di awalnya tapi mesti berganti.
musim panas yang kutunggu.
menelan seluruh musim yang hilang dalam sebuah lubang.

gerimis kurindu, hujan punah sudah. matahari merayap di
sepanjang musimnya. menjelaga di kulit-kulit.
musim panas yang menisik rapi setiap lukaku.

lalu datang musim hujan kembali. hujan baru.
aku tak lagi ingin menari. musim hujanku sudah berlalu.
hujan yang ternyata sebentar.

paling tidak kulihat gerimis sebelum hujan.

gerimis : ro

gerimis. dan hujan yang kuacuhkan.
kupandang tempias hujan pada sepatu dan celanaku.
anak-anak hujan yang bermain hujan-hujanan.

gerimis akan selalu membawaku pada kenangan akanmu.
dibaluti gerimis yang sedih, langit yang mendung,
udara yang tak menggejala.

saat mulai hujan biasanya aku akan berlindung
pada ketiak orang-orang yang tak lagi bebas
berjalan menjauhi suara hujan menyusuri lorong

sampai pada gerimis berikutnya
gerimis yang senantiasa mengingatkanku
pada kenanganmu


nb : kau tahu, aku tak suka hujan-hujanan. kupandangi hujan sebentar, berdoa dalam hati, lalu kuacuhkan. toh hujan cuma sebentar. semoga doa terkabulkan.